LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Sempat mengalami penurunan aktivitas dalam beberapa hari terakhir, kini Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Terpantau aktivitas Gunung tertinggi di pulau Jawa sepanjang Selasa (30/5/3023), teramati terjadi puluhan kali guguran.
Dari laporan Pos Pengamat Gunung Api Semeru dalam 12 jam terakhir peningkatan yang signifikan terjadi pada guguran. Dalam laporan periodik Pos Pantau itu, tercatat guguran terjadi sebanyak 64 kali dengan amplitudo 2-6 milimeter berdurasi 45-129 detik.
Selain itu, teramati 21 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur mencapai 1,5 kilometer mengarah ke besuk kobokan. Letusan teramati terjadi sebanyak 7 kali dengan tinggi kolom asap berwarna putih kelabu setinggi 1 kilometer.
Sedangkan gempa letusan tercatat terjadi sebanyak 7 kali dengan amplitudo 17-25 milimeter berdurasi 65-102 detik.
Hingga kini status Gunung Semeru masih pada level III (Siaga). Kepala BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan banyaknya jumlah letusan maupun guguran itu dinilai masih dalam taraf wajar selama jarak luncur tidak melebihi batas.
“Jadi jumlah letusan itu bervariatif, sepanjang Gunung Semeru masih beraktivitas pda taraf yang wajar. Jarak luncurnya tidak melebihi 5-10 kilometer,” katanya saat ditemui pada Selasa (30/5/2023).
Meski aktivitas masih fluktuatif, ia menyebut aktivitas Gunung Semeru masih dalam keadaan normal. Namun, apabila tidak ada aktivitas letusan dalam beberapa hari. Maka, kondisi tersebut perlu diwaspadai mengingat sisa material di puncak lava akan menumpuk.
“Kecuali ada yang tidak wajar contohnya berhari-hari tidak ada aktivitas nah itu yang perlu kita waspadai,” katanya.
Sementara itu, rekomendasi dari pihak PVMBG masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari bantaran sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Masyarakat di lereng Semeru juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Editor : Yayan Nugroho