Sriwendah Rela jadi Ojek Online demi Membiayai Sekolah Anak, Dijuluki Pembalap Marc Marquez

Dia masih bisa tersenyum ketika menunjukkan penghasilannya yang berkisar antara Rp600 ribu sampai Rp1 juta dalam satu minggu.
Namun, Sri harus menghemat biaya hidup sehari-harinya, karena jika dihitung, pengeluarannya untuk modal bekerja, biaya makan, dan ongkos untuk tiga anaknya bisa mencapai Rp120.000 per hari. Biaya tersebut belum termasuk kebutuhan lainnya dan menabung.
"Tidak akan cukup, tetapi jika saya tidak bekerja, akan semakin sulit. Satu-satunya yang membuat semangat adalah anak-anak," kata Sri sambil menunjukkan aplikasi ojek onlinenya.
Fokusnya tidak boleh terganggu saat mengantar penumpang. Selain harus memastikan keselamatan penumpangnya, tiga anak lelakinya juga menantikannya pulang.
Saat mencari rezeki di jalanan, Sri juga harus menghadapi risiko kecelakaan lalu lintas. Dia bahkan menjadi korban ketika terjatuh hingga tangannya patah.
"Anak-anak kadang-kadang meminta saya berhenti. Tetapi saya tidak bisa, anak tertua bahkan bilang nanti ketika dia besar mamah berhenti saja, dia yang akan bekerja. Yang penting mereka mendoakan saya. Saya terharu," ucapnya dengan suara yang bergetar.
Tidak diketahui sampai kapan dia harus hidup dengan penghasilan pas-pasan sebagai ojek dengan motor merahnya. Namun semangatnya tidak pernah padam untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang pendidikan tertinggi.
"Saya tidak pernah memaksa mereka, saya akan mendukung mereka ke mana pun. Yang penting mereka berbakti dan semangat. Jika rezeki ada, pasti akan datang," katanya sambil berdoa.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta