LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Sebuah desa di Kabupaten Lumajang memiliki tradisi unik yang dilaksanakan setiap bulan Suro, yakni tradisi Arakan Kucing.
Yah seekor kucing berwarna hitam diarak keliling kampung dengan diiringi musik Al-Banjari dan sholawatan.
Tak hanya itu Jolen atau gunungan berbagai macam hasil bumi juga diarak keliling kampung dan berakhir di balai desa.
Tradisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, tujuannya tak lain untuk mengharap berkah dan memohon keselamatan kepada Tuhan.
“Ini tradisi leluhur desa kami dan rutin dilakukan setiap bulan Suro, harapannya hasil bumi di desa kami melimpah dan dijauhkan dari segala bencana” ujar Didik Nur Handoko, Kepala Desa Selok Awar-awar.
Didik menambahkan, seekor kucing diarak karena leluhur Desa Selok Awar-awar yakni Mbah Demo memiliki hewan kesayangan berupa macan, yang saat ini disimbolkan melalui kucing.
“Mbah Demo leluhur kami dulu memiliki hewan kesayangan berupa seekor macan, saat ini disimbolkan kucing tersebut” tutup Didik.
Setelah diarak keliling kampung, warga kemudian berkumpul di balai Desa untuk berdoa bersama memohon keselamatan dan berkah yang melimpah.
Tradisi ini diakhiri dengan berebut gunungan hasil bumi dan Kembul Bejono atau makan bersama di balai desa.
Editor : Diva Zahra