Seperti Rabu (11/01/2023) dini hari tadi, guguran lava pijar terpantau meluncur sejauh satu kilometer ke sisi tenggara atau mengarah ke Besuk Koboan.
Kondisi tersebut membuat bibir kawah Jonggring Saloko dipenuhi endapan material guguran lava. Jika terus menumpuk, endapan
material vulkanik tersebut dikhawatirkan akan berpotensi menjadi
awan panas guguran.
Wawan Hadi Siswoyo Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang menjelaskan jika volume endapan material di kawah terus bertambah akan berdampak pada potensi awan panas guguran yang semakin tinggi.
"Kondisi terkini aktivitas Gunung Semeru dini hari tadi terjadi guguran lava pijar sejauh 1000 meter ke sisi tenggara, jika bibir kawah dipenuhi material vulkanik jelas potensi bahaya yang bisa diprediksi yaitu adanya Awan Panas Guguran," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Wawan tersebut menerangkan jika petugas BPBD dan Relawan terus disiagakan di sejumlah titik bahaya, BPBD juga telah memiliki pos pantau di daerah Curah Koboan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.
"Ya BPBD telah menempatkan petugas dan relawan di sejumlah titik bahaya untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas semeru, BPBD juga telah memiliki pos pantau di Curah Koboan," terangnya.
Wawan juga terus menghimbau warga agar tetap waspada terlebih status Semeru masih bertahan di Level 3 atau siaga.
"Warga dilarang beraktivitas pada radius 13 km dari puncak Semeru dan 17 Kilo Meter di sepanjang jalur aliran lahar,"pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan periodik Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB tercatat Gunung Semeru alami 25 kali letusan dengan amplitudo maksimal 13-24 milimeter, gempa guguran 2 kali dengan amplitudo maksimal 4 milimeter, serta gempa vulkanik dalam 1 kali dengan amplitudo maksimal 32 milimeter.
Editor : Diva Zahra