Kesabaran dan ketekunannya akhirnya membuahkan hasil. Percobaan kecil di sungai belakang rumah berhasil menyalakan lampu di satu rumah. Dari situ, warga mulai percaya. Pelan-pelan, sistem mikrohidro itu berkembang hingga kini mampu menerangi 116 rumah di Kajar Kuning.
Sucipto tahu, menjaga PLTMH bukan pekerjaan sesaat. Setiap pagi dan sore ia memeriksa turbin agar tak tersumbat ranting atau sampah. Saat hujan deras mengguyur lereng Semeru, ia berjaga di tepi sungai — memastikan sistem tetap aman dari luapan air.
Kadang, malamnya terganggu oleh suara gemuruh hujan. “Kalau dengar air besar, saya langsung bangun. Takut turbin tersumbat,” katanya sambil terkekeh.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait
