Aksi Kepedulian Pelaku Tambang Kerahkan 8 Alat Berat untuk Normalisasi Sungai Pasca Banjir Lahar

LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Kepedulian seorang warga terhadap sesama kembali tergambar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Haji Satuhan (75), seorang pengusaha tambang sekaligus pemilik PT Duta Pasir Semeru, dengan sukarela mengerahkan delapan alat berat miliknya untuk membantu proses normalisasi jalur aliran lahar Sungai Regoyo.

Baca Juga

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Akibat Kerusakan Tanggul di Sumberwuluh

“Hari ini kami kerahkan 7 alat berat dan 1 loader untuk mengalihkan aliran agar tidak mengarah ke tanggul yang hampir jebol itu,” ujar Satuhan saat ditemui di jalur aliran lahar sungai Regoyo, Rabu (14/5).

Langkah cepat ini diambil pasca terjadinya banjir lahar hujan yang melanda wilayah tersebut pada Selasa (13/5) sore. Aliran deras material vulkanik dari Gunung Semeru menyebabkan kerusakan parah pada tanggul yang menjadi benteng terakhir bagi ratusan warga Dusun Bondeli Selatan.

Dengan penuh kepedulian, Haji Satuhan membuat sodetan di jalur aliran lahar, bertujuan agar arus material tidak kembali menghantam tanggul yang kini hanya menyisakan sekitar satu meter badan.

Baca Juga

Kronologis Pedagang Es Krim Diduga Dikeroyok Oknum Satpol PP di Alun-Alun Lumajang

Tindakan ini dilakukan demi mempercepat proses perbaikan tanggul dan mencegah potensi bencana yang lebih besar jika banjir lahar susulan kembali terjadi.

"Bencana ini bukan yang pertama. Saya tahu betul bagaimana rasanya kehilangan," ujar Haji Satuhan lirih.

Ia sendiri kehilangan anggota keluarganya saat erupsi Gunung Semeru tahun 2021 silam. Pengalaman pahit itu menjadi pemicu tekadnya untuk tak membiarkan tragedi serupa terulang.

Baca Juga

Nekat Berjualan Pedagang Es Krim Diduga Dikeroyok Oknum Satpol PP Lumajang Hingga Babak Belur

Haji Satuhan berharap, dengan ikhtiar ini, keselamatan warga Bondeli Selatan bisa lebih terjaga. Aksi kemanusiaannya menjadi bukti bahwa kepedulian dan gotong royong tetap hidup di tengah bencana.

Editor : Diva Zahra