Menilik Masjid Tertua di Kabupaten Lumajang Berusia 112 Tahun

LUMAJANG, iNewsLumajang id – Masjid Baiturrohman, di Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat, yang diakui oleh pemerintah daerah sebagai cagar budaya yang perlu dijaga dengan baik.

Usianya yang telah mencapai lebih dari satu abad menunjukkan peran penting masjid tersebut dalam sejarah dan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Baca Juga

Peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Masyarakat Diajak Mitigasi Bencana Sedini Mungkin

Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Baiturrohman juga menjadi pusat kegiatan keagamaan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Tukum.

Tradisi keagamaan dan budaya telah terpelihara di sekitar masjid tersebut, menjadikannya simbol kebersamaan dan keharmonisan masyarakat.

Masyarakat di sekitar Masjid Baiturrohman Desa Tukum, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, didorong untuk aktif dalam menjaga dan merawat bangunan bersejarah berusia 112 tahun tersebut.

Baca Juga

Dua Warga Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru saat Melintas Jembatan Kali Mujur

Kepala Desa Tukum, yang akrab disapa Cak Santo, menyerukan pentingnya perawatan bangunan masjid dalam acara Safari Ramadan kelima di Masjid Baiturrohman pada Jumat (22/3/2024).

Cak Santo mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pelestarian bangunan yang telah menjadi bagian dari identitas sejarah dan budaya di sekitar Masjid Baiturrohman.

"Dengan perawatan yang baik, kita dapat mencegah kerusakan dan memastikan nilai sejarahnya tetap terjaga," ujarnya.

Baca Juga

Pemkab Lumajang Larang Penggunaan Kertas Koran sebagai Alas Salat Idul Fitri

Dalam upaya pelestarian, pemerintah dan masyarakat setempat telah berkolaborasi untuk merencanakan program perawatan rutin dan renovasi yang diperlukan. Program tersebut melibatkan pengurus masjid, pemerintah, dan partisipasi aktif masyarakat sekitar.

“Dengan kesadaran bersama ini, diharapkan Masjid Baiturrohman tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya lokal, serta tetap menjadi tempat ibadah yang ramah dan nyaman bagi masyarakat Desa Tukum dan sekitarnya,” harapnya.

Editor : Yayan Nugroho