LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Sebanyak 138 ekor sapi di Lumajang, Jawa Timur, dikonfirmasi terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi.
Salah satu dari ratusan sapi yang terinfeksi merupakan milik Sutomo, seorang warga Desa Nogosari, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang.
Gejala yang muncul pada sapi milik Sutomo adalah penolakan makanan dan benjolan-benjolan di leher.
“Awalnya tidak mau makan terus beberapa hari kemudian muncul benjolan-benjolan di sekitar leher, lalu saya langsung menghubungi dokter hewan” ujar Sutomo saat ditemui Kamis (22/2/2024).
LSD, atau cacar sapi, disebabkan oleh virus yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau, dan dapat menular melalui kontak langsung serta melalui perantara serangga seperti lalat atau nyamuk.
Meskipun virus ini mudah menular, sapi yang terjangkit dapat sembuh dalam kurun waktu sekitar dua minggu jika ditangani dengan baik.
“Penyebabnya memang dari virus biasanya gejala awalnya kehilangan nafsu makan dan benjolan, namun jika cepat ditangani bisa disembuhkan” kata Dokter Hewan Prista Okta Febri dari UPT Keswan Kunir.
Sementara itu data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang mencatat bahwa sudah ada 138 ekor sapi yang terjangkit virus LSD.
Kepala Bidang Peternakan, Endra Novianto, mengimbau para peternak untuk tetap tenang namun tetap waspada. Jika sapi mengalami gejala LSD, segera laporkan kepada pihak berwenang.
“Kami mengimbau kepada peternak untuk tidak panik dan segera menghubungi petugas jika sapinya mengalami gejala LSD” ujar Endra.
Hingga saat ini, belum ada kasus sapi yang mati akibat terjangkit virus LSD di Lumajang. Namun, petugas meminta para peternak untuk menjaga kebersihan kandang sapi dan melakukan vaksinasi LSD sebagai langkah pencegahan yang efektif.
Editor : Yayan Nugroho