Mengenal Wali Songo, Benarkah Memiliki Garis Keturunan Nabi Muhammad SAW?

Putra Sunan Ampel, menyebarkan Islam melalui akulturasi budaya di Tuban, Rembang, Pulau Bawean, hingga Madura. Wafat pada tahun 1525, memiliki dua makam di Tuban dan Pulau Bawean.
Dakwahnya dari pesisir Gresik hingga Lamongan dengan seni suluk dan tembang pangkur.
Memulai dakwah di Cirebon, Pamanukan, hingga Indramayu. Menggunakan seni wayang dan kearifan lokal dalam dakwah. Wafat pada tahun 1513 dan dimakamkan di Desa Kadilangu, Demak, Jawa Tengah.
Dakwah mencakup Jepara, Tayu, Juana, Kudus, dan Pati. Mengajarkan berdagang, bercocok tanam, dan melaut, serta melalui kesenian gamelan. Menciptakan Tembang Macapat Sinom dan Kinanti. Wafat pada tahun 1551 dan dimakamkan di Desa Colo, Kudus.
Nama asli Jaffar Shadiq, dikenal dengan panggilan Raden Undung. Dakwahnya unik dengan menggunakan sapi Kebo Gumarang. Menciptakan Tembang Macapat Gending, Maskumambang, dan Mijil. Wafat sekitar tahun 1550 dan dimakamkan di lingkungan Menara Kudus.
Pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten. Mendekati masyarakat dengan pendekatan budaya dan membangun infrastruktur di wilayahnya. Wafat pada tahun 1968 dan dimakamkan di puncak Bukit Sembung, Cirebon.
Wali Songo tetap menjadi sosok penting dalam sejarah Islam Nusantara, dengan ajaran-ajaran dan warisan budaya yang berdampak luas pada masyarakat Indonesia. Meskipun keturunan mereka menjadi perdebatan, pengabdian mereka dalam menyebarkan Islam di tanah air tetap dihargai dan dihormati.
Editor : Diva Zahra