Elpiji Langka, Warga di Lumajang Rela Antre Sejak Dini Hari

LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Sejumlah warga rela antre sejak dini hari di depan pangkalan elpiji jalan raya Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang demi mendapatkan elpiji 3 kilogram.

Hal itu dilakukan lantaran sejak 2 minggu terakhir warga di Kabupaten Lumajang mulai kesulitan mendapatkan elpiji.

Baca Juga

Keren! Kuliner Asli Lumajang Krecek Rebung jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Meski berjam-jam menunggu pangkalan buka, pembelian elpiji subsidi inipun dibatasi hanya 4 tabung per orang dengan menunjukan kartu tanda penduduk.

Sokla (55) warga Kecamatan Yosowilangun yang sudah antre sejak jam 3 dini hari mengatakan saat ini semakin sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram, kalaupun ada pembeliannya dibatasi.

“Sudah 2 minggu ini sangat sulit mencari elpiji, tidak masalah kalau harus mengantre yang penting dapat” kata Sokla.

Baca Juga

Bahan Baku Melimpah Lumajang Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis dari Pemerintah Pusat

Sokla menambahkan, jika elpiji di pangkalan tersebut selalu habis kurang dari satu jam karena memang banyak yang mengantre sejak dini hari.

“Biasanya tidak sampai satu jam sudah habis, itu sebabnya banyak yang rela menunggu sebelum pangkalan buka” pungkas Sokla.

Forkopimda Kabupaten Lumajang saat lakukan sidak di agen elpiji (foto:Yayan Nugroho)

Sementara itu untuk mengetahui penyebab kelangkaan elpiji 3 kilogram, Forkopimda Kabupaten Lumajang melakukan sidak ke sejumlah agen dan pangkalan.

Baca Juga

Kericuhan Warnai Kampanye Akbar Cak Thoriq dan Ning Fika di Stadion Semeru Lumajang

Dalam sidak tersebut tidak ditemukan penyalahgunaan elpiji subsidi, namun kelangkaan diduga akibat meningkatnya jumlah permintaan dari masyarakat.

“Ya hari ini saya, Kapolres dan Dandim keliling ke beberapa agen hingga SPBE, sejauh ini belum ditemukan penyimpangan” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Pemerintah Kabupaten Lumajang saat ini telah mengajukan penambahan kuota elpiji 3 kilogram kepada pihak Pertamina, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Editor : Diva Zahra