LUMAJANG, iNewsLumajang.Id - Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.
Pada Rabu (5/4/2023) dini hari, berdasarkan laporan periodik Pos Pantau PVMBG Gunung Semeru selama 6 jam terakhir, terpantau Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu memuntahkan lava pijar disertai guguran dengan jarak luncur 2 kilometer. Dari puncak kawah teramati asap guguran mengepul turun ke bawah mengarah ke besuk kobokan.
Selain itu, letusan teramati telah terjadi 6 kali dengan tinggi asap kolom abu mencapai 600 meter condong ke arah utara. Gempa letusan juga terjadi sebanyak 14 kali dengan amplitudo maksimal 22 milimeter dengan durasi 55-140 detik.
Gempa guguran teramati terjadi 1 kali dengan amplitudo 10 milimeter yang berdurasi 150 detik. Atas peningkatan aktivitas itu, hingga saat ini status Gunung Semeru masih pada level III (Siaga).
Tingginya aktivitas vulkanik Gunung Semeru membuat material vulkanik hasil letusan menumpuk di bibir kawah Jonggring Saloko, dan dapat berpotensi mengakibatkan awan panas guguran.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan masyarakat tetap waspada dan siaga meski tidak ada laporan dampak.
“Kita harapkan masyarakat tetap waspada. Laporan dampak nihil, karena jarak 2 kilometer itu masih jauh dari area berbahaya,” ujar Patria.
Ia juga mengingatkan ditengah peralihan musim ini, bahaya sekunder dari aktivitas Gunung Semeru bisa terjadi sewaktu-waktu dari cuaca ekstrim.
“Namun demikian karena sekarang masa pancaroba, peralihan musim penghujan ke kemarau dikhawatirkan ada cuaca ekstrim seperti hujan deras sehingga kemungkinan bisa berpotensi bahaya sekunder,” katanya.
Maka dari itu, ia meminta agar masyarakat tetap mematuhi rekomendasi pihak PVMBG untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari bantaran sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Editor : Diva Zahra