Kisah ini bermula ketika Mariana batal menikah dengan seorang pria dari Sange, Kalimantan Barat. Merasa putus asa, Mariana mendapatkan dukungan dan kenyamanan dari K, yang berusia jauh lebih muda darinya.
Setelah dua bulan bersama, Mariana mengajukan diri untuk menjadi pacar K dan mengusulkan pernikahan, yang akhirnya diterima oleh K setelah melewati rasa malu awalnya.
Bagaimana tidak, mempelai pria K, baru saja melakukan khitan atau sunat dua minggu sebelum acara pernikahan.
Meskipun pernikahan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat, Mariana menegaskan bahwa semuanya berlangsung atas dasar kesepakatan dan tanpa ada unsur paksaan.
Acara pernikahan berlangsung dengan sederhana namun penuh makna bagi kedua mempelai. Mariana tidak pernah menyangka bahwa ibu K, yang merupakan sahabatnya, akan menjadi ibu mertuanya setelah pernikahan ini.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait