LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Suara nyanyian rohani sayup-sayup terdengar dibalik tembok tebal nan tinggi dengan tingkat keamanan super ketat, Kamis (21/12/2022).
Suara itu ternyata berasal dari sebuah ruangan di lantai 2 Gedung Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lumajang.
Pertama kali langkah kaki masuk ke ruangan ini, suasana sejuk dan tentram terasa menyelimuti hati.
Tampak para narapidana tindak kejahatan masih lengkap dengan rompi oranye bertuliskan warga binaan mengangkat tangan dan memanjatkan doa-doa kepada Tuhan.
Wajah mereka pun tampak bersih berseri. Tidak ada lagi raut muka seram nan garang khas pelaku kriminal.
Entah berapa tetes air mata yang telah jatuh di lantai putih aula. Tampak wajah penyesalan di setiap sudut mata para warga binaan.
Tangis kerinduan akan hangatnya merayakan natal bersama keluarga juga dirasakan para warga binaan.
"Ini natal pertama saya disini karena tahun lalu pandemi jadi tidak bisa merayakan natal, puji tuhan masih bisa merasakan indahnya natal, semoga kedepannya natal bisa bareng sama keluarga di rumah," kata Romeo, salah seorang warga binaan Kelas IIB Lumajang.
Rasa syukur tidak hanya disampaikan oleh warga binaan. Sang pendeta yang memimpin seluruh rangkaian prosesi perayaan natal di penjara Isaac Soetanto Latief juga menyampaikan rasa syukurnya.
Dalam khotbahnya, Soetanto tidak henti-hentinya mengingatkan kepada warga binaan akan kehadiran Tuhan kepada semua hambanya tanpa melihat latar belakang maupun kesalahan yang pernah diperbuat.
Soetanto yang sudah 10 tahun terakhir mendampingi para warga binaan berharap semua warga binaan bisa mendapatkan semangat baru dan kesempatan baru untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
"Saya bersyukur pada Tuhan bisa melayani warga binaan. Saya berharap semua warga binaan bisa punya semangat baru, kesempatan baru untuk bisa lebih baik lagi," harap Soetanto.
Perayaan natal di Lapas Kelas IIB ditutup dengan nyanyian selamat hari natal bersama-sama.
Sambil saling peluk,saling memaafkan dan saling ucapkan natal. Tangis haru para warga binaan berubah jadi senyum bahagia disaksikan gemerlapnya pohon cemara di sudut aula.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait