get app
inews
Aa Text
Read Next : Wisata Alam Tirtosari View, Surganya Spot Foto Bawah Air dengan Ribuan Ikan Hias yang Memesona

Petani Lumajang Gencarkan Gropyokan Massal untuk Kendalikan Hama Tikus

Senin, 17 Maret 2025 | 20:58 WIB
header img
Gropyokan cara petani Lumajang berantas hama tikus (foto:Galih Mega)

LUMAJANG, iNEWSLumajang.id – Ledakan populasi hama tikus dalam beberapa bulan terakhir menjadi ancaman serius bagi petani di Kabupaten Lumajang. Jumlah tikus yang meningkat hingga dua kali lipat telah menyebabkan kerugian besar, mulai dari gagal panen hingga meningkatnya biaya tanam ulang.

Menanggapi hal ini, para petani bersama Pemerintah Kabupaten Lumajang bergerak cepat dengan melaksanakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus secara serentak.

Ketua Paguyuban Petani Pangan Nasional (P3N) Provinsi Jawa Timur, Iskhak Subagio, menjelaskan bahwa lonjakan populasi tikus disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya musim panen yang tidak serentak, tingginya tingkat perkembangbiakan tikus, serta berkurangnya musuh alami akibat perburuan.

“Hampir semua kecamatan mengalami peningkatan populasi tikus, seperti di Sumbersuko, Pasrujambe, dan Senduro. Jika tidak segera ditangani, produktivitas pertanian bisa semakin menurun,” ungkap Iskhak saat dikonfirmasi pada Senin (17/3/2025).

Sebagai langkah utama, gropyokan massal atau Gerakan Pengendalian (Gerdal) tikus dilakukan secara bersama-sama untuk memastikan efektivitas yang lebih tinggi. Namun, Iskhak menyoroti masih adanya petani yang melakukan pengendalian secara individu, sehingga hasilnya kurang maksimal.

“Kuncinya adalah gerakan serentak. Jika dilakukan bersama, populasi hama bisa ditekan lebih cepat dan signifikan. Jika masih sendiri-sendiri, hasilnya kurang optimal,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Lumajang, melalui Dinas Pertanian, turut mendukung upaya ini dengan memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani. Selain gropyokan, pendekatan berbasis ekologi juga mulai diterapkan, salah satunya dengan melestarikan burung hantu sebagai predator alami tikus.

“Kami mendorong petani untuk tidak hanya mengandalkan perangkap atau racun, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan rumah burung hantu di sekitar area persawahan,” ujar perwakilan Dinas Pertanian Lumajang.

Dengan adanya kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak terkait, diharapkan ancaman hama tikus dapat diminimalisir sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Lumajang tetap terjaga. Gerakan gropyokan serentak bukan sekadar upaya pengendalian hama, tetapi juga bentuk gotong royong dan kepedulian bersama demi masa depan pertanian yang lebih baik.

Editor : Diva Zahra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut