LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Kisah Kota Saranjana telah menjadi viral dalam beberapa waktu terakhir, memunculkan beragam kesaksian mengenai pertemuan dengan penghuni kota gaib yang tak kasat mata.
Tak hanya dikenal di Nusantara, nama Saranjana juga familiar di Malaysia dan Brunei yang berdekatan dengan Pulau Kalimantan.
Diceritakan sebagai kota gaib yang berperadaban maju, Saranjana didiami oleh orang bunian atau bangsa limun yang kadang-kadang muncul di hadapan manusia namun lebih sering menyembunyikan diri dari keramaian. Kehidupan majunya membuatnya disebut sebagai 'Atlantis-nya Indonesia'.
Menurut saluran YouTube Putera Borneo, penduduk Saranjana tampak seperti manusia biasa dengan ciri-ciri fisik khas, seperti tidak memiliki lekukan di antara bibir dan hidung (philtrum), ujung telinga yang lancip, serta tidak memiliki tumit di kakinya (telapak kaki rata).
Konon, pada masa penjajahan, gerbang Kota Saranjana terbuka lebar, memungkinkan penduduk pribumi, khususnya masyarakat Kalimantan Selatan, untuk mencari tempat perlindungan dari penjajah. Tanpa sadar, mereka masuk ke dalam alam gaib Kota Saranjana, dan sebagian besar tinggal di sana serta menurunkan keturunan hingga saat ini.
Tak hanya itu, ada juga penduduk asli Kota Saranjana yang membawa pendatang dari luar masuk ke kota tersebut.
Kini, Saranjana dihuni oleh beragam suku dari Nusantara, seperti Dayak Samihim, Banjar, Bugis, Mandar, Jawa, hingga Madura. Warga asli dan pendatang hidup berdampingan secara damai di bawah kepemimpinan seorang raja dari Suku Banjar.
Editor : Diva Zahra