LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Sebuah video aliran pasir tanpa air yang turun dari lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur viral di media sosial.
Dalam Video berdurasi kurang dari 30 detik itu terdapat suara orang yang mengabadikan momen itu dengan kamera ponselnya.
"Asli teko Semeru iki lur, Ganok Banyune Lur (asli dari Semeru ini, gak ada airnya ini)," ucap suara pria dalam video tersebut.
Sementara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan, pasir yang mengalir tanpa air itu merupakan fenomena biasa yang sering terjadi di lembah gunung berapi.
Menurutnya, tahun 2021 usai erupsi juga sudah sering terjadi. Contoh lain juga pernah terjadi di Gunung Agung Bali.
"Sebenarnya itu fenomena biasa, sering terjadi di lembah-lembah gunung api, pernah terjadi di Gunung Agung, Semeru tahun 2021 juga banyak," kata Oktory Prambada, Koordinator Gunung Api PVMBG.
Oktory menjelaskan, fenomena itu terjadi akibat tumpukan material yang ada di lereng gunung kehilangan friksi batuannya. Sehingga, ketika terkena air, pasir itu jadi longsor ke bawah.
Umumnya, aliran pasir itu sudah tidak lagi bersuhu panas hingga diatas 200 derajat celcius lantaran sudah diguyur oleh air.
"Material yang kemarin yang longsoran itu kan masih di lereng-lereng Semeru, karena sudah kehilangan friksi batuannya jadi turun tanpa air, tapi itu dari atas ada air kebawah, pas sampe bawah airnya itu sudah tidak ada," jelas Oktory.
Lebih lanjut, Oktory menyebut tidak ada dampak langsung dari aliran pasir tanpa air itu terhadap warga.
Meski begitu, warga tetap diminta untuk tidak mendekat. Sebab, efek dari aliran itu seperti halnya pasir hisap. Jika alirannya tebal, maka yang menginjaknya akan terperosok.
"Kalau bahayanya sebenarnya tidak ada dampak langsung ya, kalau diinjak ya seperti pasir hisap, hati-hati saja untuk penambang pasir kalau tebal ya bisa terperosok," pungkasnya.
Editor : Yayan Nugroho