JEMBER, iNewsLumajang.id – Suasana ruang UKS SMAN 3 Jember tampak berbeda pada Rabu (29/10/2025) siang. Di tempat itu, puluhan siswa berbaris menunggu giliran untuk mengikuti kegiatan donor darah yang digelar oleh Palang Merah Remaja (PMR) Wira SMAN 3 Jember.
Bagi sebagian besar dari mereka, ini adalah pengalaman pertama menjadi pendonor darah.Salah satunya adalah Laila, siswi kelas XI yang tampak antusias sekaligus gugup menunggu gilirannya.
“Awalnya deg-degan, takut jarum suntik,” ujarnya sambil tersenyum. “Tapi setelah tahu manfaatnya dan melihat teman-teman ikut, saya jadi berani. Semoga darah saya bisa bermanfaat bagi orang lain.”
Laila mengaku, meski sempat khawatir, proses donor darah ternyata tidak semenakutkan yang dibayangkan.
“Petugasnya ramah, mereka menjelaskan semua tahapannya. Setelah selesai, malah terasa lega dan bangga,” katanya.
Pengalaman serupa juga dirasakan banyak siswa lain yang baru pertama kali mendonor. Mereka datang berbondong-bondong sejak pagi, melakukan registrasi, dan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya mendonorkan darah mereka.
Dari total 87 peserta yang mendaftar, sebagian besar adalah siswa kelas X dan XI yang baru genap berusia 17 tahun dan memenuhi syarat untuk menjadi pendonor.
Ketua PMR Wira SMAN 3 Jember, Chelsea Emilia, mengatakan kegiatan ini menjadi wadah belajar bagi para siswa tentang arti kepedulian sosial.
“Banyak pendonor pemula yang awalnya ragu, tapi setelah tahu manfaatnya, mereka malah antusias. Tahun ini peserta meningkat, termasuk dari kalangan guru,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, para pendonor yang telah selesai mengikuti kegiatan mendapatkan souvenir berupa tumbler.
“Kami ingin memberikan kenangan kecil agar mereka termotivasi ikut lagi di kegiatan berikutnya,” tambah Chelsea.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari PMI Kabupaten Jember. Ketua PMI, Zainollah, S.Pd, menyebut hasil kegiatan di SMAN 3 Jember sangat membanggakan.
“Total ada sekitar 42 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Ini luar biasa, apalagi sebagian besar pendonor adalah siswa yang baru pertama kali ikut,” ungkapnya.
Bagi Laila dan teman-temannya, donor darah bukan sekadar kegiatan sosial, tapi juga pengalaman berharga yang menumbuhkan empati dan kesadaran untuk berbagi.
“Rasanya senang bisa membantu tanpa harus mengeluarkan banyak hal, cukup setetes darah untuk menyelamatkan nyawa orang lain,” kata Laila menutup perbincangan.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait
