LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Batik khas Lumajang tak lagi sekadar warisan budaya, tetapi kini diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif. Hal itu ditegaskan Ketua Dekranasda Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, saat membuka Pameran Batik Lumajang 2025 di Pendopo Arya Wiraraja.
Sebanyak 20 pelaku ekonomi kreatif subsektor batik menampilkan karya terbaik mereka dalam ajang ini. Para perajin tersebut sebelumnya telah mengikuti pelatihan desain ragam hias dan teknik pewarnaan alami, sehingga produk yang dipamerkan tidak hanya mengedepankan estetika, tetapi juga ramah lingkungan.
“Pameran ini bukan sekadar ajang unjuk karya, tetapi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi, menumbuhkan inovasi, dan memperluas pasar batik Lumajang,” ujar Dewi Natalia.
Menurutnya, pengembangan batik tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Karena itu, kegiatan ini diinisiasi bersama Dinas Pariwisata, PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan sejumlah pemangku kepentingan lain. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu menjadikan batik Lumajang sebagai ikon ekonomi kreatif sekaligus simbol budaya daerah.
Tak hanya memamerkan kain batik, pameran tahun ini juga menyoroti inovasi produk turunan hingga teknik pewarnaan alami. Inovasi tersebut diyakini dapat mendorong batik Lumajang menembus pasar regional, nasional, bahkan ekspor.
Kehadiran CEO PT Kekean Primanda Indonesia, Achmad Nur Hasim, sebagai narasumber turut menambah bobot acara. Ia menilai, jika dikelola secara berkelanjutan, batik Lumajang mampu memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
“Pameran ini juga bisa menjadi ruang belajar dan inspirasi bagi pelaku UMKM untuk terus berinovasi serta membangun jejaring bisnis,” kata Dewi Natalia.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait
