LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Sepanjang 2025, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak mencatat satu pun kasus kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api. Meski demikian, potensi bahaya masih cukup tinggi lantaran terdapat 18 perlintasan yang belum dilengkapi penjaga.
Manager Hukum dan Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menegaskan bahwa perlintasan tanpa penjaga sangat rawan menimbulkan insiden. Kondisi ini sepenuhnya bergantung pada kedisiplinan para pengguna jalan.
“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Namun, KAI tidak bisa bekerja sendiri. Kami mengajak masyarakat untuk selalu berhenti, melihat kanan-kiri, dan memastikan aman sebelum melintasi rel,” kata Cahyo, Minggu (28/9/2025).
Secara keseluruhan, Daop 9 Jember mencatat 17 kasus kecelakaan di perlintasan sebidang selama 2025. Kabupaten Probolinggo menjadi daerah dengan angka tertinggi, yaitu lima kejadian, disusul Jember dan Banyuwangi dengan masing-masing empat kejadian. Sementara Pasuruan dan Kota Probolinggo mencatat satu kasus. Adapun Kota Pasuruan dan Lumajang tercatat nihil insiden.
Data KAI menunjukkan terdapat 311 perlintasan sebidang di wilayah Daop 9 Jember. Dari jumlah itu, 122 perlintasan tidak dijaga. Kabupaten Jember menempati posisi tertinggi dengan 52 titik, diikuti Banyuwangi 29 titik, dan Lumajang 18 titik.
Untuk mengurangi risiko kecelakaan, KAI sepanjang 2025 telah melakukan sejumlah langkah mitigasi. Di antaranya penyempitan pada 12 perlintasan ilegal serta menutup sembilan perlintasan tidak resmi. Kendati demikian, Cahyo menekankan bahwa peran masyarakat tetap menjadi kunci utama.
“Kedisiplinan pengguna jalan sangat penting. Tidak ada yang lebih mahal dari nyawa,” ujarnya.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait