LUMAJANG, iNEWSLumajang.id – Setelah mengalami inflasi sebesar 2,86 persen sejak awal tahun akibat kenaikan harga beras, cabai rawit, dan cabai merah, Kabupaten Lumajang kini mencatat deflasi sebesar minus 0,99 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lumajang, Moch Sonhaji, mengungkapkan bahwa langkah cepat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang dalam menggelar pasar murah terbukti efektif dalam meredam lonjakan harga.
"Pasar murah menjadi alternatif yang terbukti membantu menstabilkan harga, terutama untuk komoditas seperti bawang merah, cabai rawit, dan telur ayam ras yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (12/3/2025).
Selain menggelar pasar murah, Pemkab Lumajang juga secara rutin memantau Indeks Perkembangan Harga (IPH) setiap pekan sebagai langkah preventif dalam mengendalikan inflasi. Pemantauan ini memungkinkan pemerintah untuk lebih sigap dalam mengantisipasi kenaikan harga komoditas yang berpotensi memicu inflasi.
"Pantauan harga mingguan ini sangat penting. Ada 20 komoditas yang dipantau sesuai ketentuan pusat, seperti beras, tepung terigu, dan telur ayam. Data ini menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan agar inflasi tetap terkendali," jelas Sonhaji.
Ia menambahkan bahwa pola konsumsi masyarakat yang meningkat pada momen-momen tertentu, seperti hari besar atau perubahan cuaca yang memengaruhi ketersediaan bahan pangan, juga menjadi faktor utama terjadinya inflasi.
Namun, dengan adanya intervensi pasar yang tepat sasaran, diharapkan harga-harga tetap stabil, daya beli masyarakat terjaga, dan kesejahteraan semakin meningkat.
"Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kita bisa menjaga stabilitas harga serta mencegah lonjakan inflasi di masa mendatang," pungkasnya.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait