Birokrasi Rasa Pesantren: Bunda Indah Ajak ASN Nggak Cuma Administratif, Tapi Juga Berakhlak Mulia
LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Menyambut Hari Santri Nasional 2025, Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk meneladani nilai-nilai santri dalam kehidupan dan pelayanan publik. Ia menegaskan, momentum Hari Santri bukan hanya peringatan simbolik, melainkan panggilan moral untuk membangun birokrasi yang berakhlak, sederhana, dan berjiwa nasionalis.
Imbauan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 400.8/1055/1427.13/2025, yang menginstruksikan seluruh ASN mengenakan busana santri pada Rabu, 22 Oktober 2025. Busana khas santri seperti sarung, songkok, dan kerudung putih itu menjadi simbol keikhlasan, kesederhanaan, dan pengabdian yang melekat dalam tradisi pesantren.
“Saya ingin semangat santri tidak hanya diperingati secara seremonial, tetapi benar-benar hidup dalam diri setiap ASN Lumajang. Santri itu taat, tulus, dan cinta tanah air — karakter inilah yang harus menjadi dasar pelayanan publik,” ujar Bunda Indah, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, mengenakan pakaian santri bukan sekadar ekspresi religiusitas, melainkan bentuk komitmen membangun birokrasi yang berintegritas dan berkarakter bangsa.
“Ketika ASN mengenakan sarung, songkok, atau kerudung putih, saya berharap mereka juga mengenakan nilai-nilai santri dalam hatinya — melayani rakyat dengan ikhlas, bekerja dengan tanggung jawab, dan menjaga kesederhanaan,” tambahnya.
Bunda Indah menilai, nilai-nilai luhur yang diwariskan para kiai dan ulama seperti disiplin, keilmuan, dan cinta tanah air, merupakan fondasi penting dalam membentuk birokrasi yang kuat secara moral.
“Santri adalah penjaga moral dan peradaban bangsa. ASN Lumajang harus meneladani semangat itu untuk menjadi pelayan publik yang berilmu, beretika, dan berjiwa nasionalis,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada para kiai, bunyai, dan pengasuh pondok pesantren yang selama ini menjadi mitra pemerintah daerah dalam membentuk generasi berakhlak mulia.
“Saya bangga kepada seluruh santri dan para kiai. Dari pesantren lahir generasi yang tangguh, rendah hati, dan berwawasan kebangsaan. Pemerintah akan terus bersinergi dengan pesantren dalam membangun masyarakat yang berkeadaban,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Lumajang, Mustaqim, yang menjelaskan bahwa pemilihan warna putih pada busana santri melambangkan kemurnian niat dan integritas dalam bekerja.
“ASN Lumajang diharapkan menjadi teladan dalam moralitas kerja. Bekerja bukan hanya rutinitas, tapi juga ibadah dan bentuk pengabdian kepada bangsa,” ujarnya.
Dengan mengenakan sarung dan kerudung putih, para ASN diingatkan bahwa tugas mereka bukan sekadar menjalankan administrasi, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Editor : Diva Zahra