LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Deburan ombak Pantai Selatan Watu Pecak, yang terletak di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, menjadi latar megah bagi pagelaran Segoro Topeng Kaliwungu.
Acara ini menampilkan tari kolosal yang diikuti oleh 100 penari dari kalangan pelajar di Lumajang.
Tarian kolosal ini menceritakan sosok Baladewa, Raja Kerajaan Mandura yang dipuja dan diagungkan seperti dewa. Dalam cerita, Raja Baladewa menggunakan topeng putih, yang melambangkan kesucian.
Topeng tersebut digunakan karena sifat Baladewa yang pemalu, terutama saat berinteraksi dengan wanita yang dicintainya. Gerakannya yang gagah berani dan tegas semakin mempertegas karakter sang raja.
Tari Topeng Kaliwungu merupakan wujud budaya Pandhalungan, sebuah perpaduan antara budaya Madura dan Jawa. Kesenian ini diyakini dibawa oleh seorang migran dari Madura yang kemudian berkembang di Lumajang.
Gerakan yang gemulai dan kekompakan ratusan penari berkolaborasi dengan keindahan alam Pantai Selatan, berhasil memukau ribuan penonton yang hadir untuk menyaksikan pagelaran ini.
“Keren banget penarinya kompak alur ceritanya juga menarik, dipadukan dengan suasana pantai jadi tambah keren” ujar Andin salah satu penonton.
Sementara itu, Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan selain sebagai daya tarik wisata, acara ini juga merupakan upaya melestarikan kesenian tradisional.
“"Harapannya, melalui acara ini Kabupaten Lumajang akan semakin dikenal dan menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung, sehingga perekonomian masyarakat sekitar destinasi wisata dapat mengalami peningkatan." Ujar Indah.
Pagelaran tari kolosal Topeng Kaliwungu di tepi Pantai Watu Pecak kini menjadi agenda tahunan. Diharapkan acara ini dapat terus menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keindahan serta kekayaan budaya di Lumajang.
Editor : Diva Zahra