get app
inews
Aa Read Next : Calon Bupati Lumajang, Indah Amperawati, Berjanji Atasi Krisis Air di Wilayah Utara Lumajang

Musim Kemarau 17 Desa di Lumajang Krisis Air Bersih

Jum'at, 02 Agustus 2024 | 20:34 WIB
header img
Musim kemarau 17 desa di Kabupaten Lumajang krisis air bersih (foto: BPBD Kab. Lumajang)

LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Menghadapi dampak kekeringan yang mulai mengancam beberapa kecamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang meluncurkan program droping air bersih. Langkah ini diambil untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan di Lumajang.

Menurut data BPBD, setidaknya 17 desa di tujuh kecamatan mengalami kekeringan parah dan kekurangan air bersih.

“Kami telah melakukan asesmen menyeluruh dan menemukan bahwa 17 desa di Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Gucialit, Padang, Lumajang, dan Tempeh terkena dampak kekeringan. Salah satu desa, Pulo, mengalami kekurangan air bersih akibat air sumur warga habis setelah banjir lahar dari Gunung Semeru,” jelas Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, BPBD mempersiapkan sembilan unit tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter. Tangki-tangki ini akan didistribusikan secara gratis ke titik-titik yang telah ditentukan setiap harinya.

“Koordinasi dengan desa-desa terdampak, kecamatan, serta instansi terkait seperti DPKP dan PDAM menunjukkan bahwa sekitar 20.520 jiwa atau 5898 Kepala Keluarga mengalami kekurangan air bersih. Penyaluran air bersih ini akan mencakup desa-desa di seluruh kecamatan yang terdampak,” terang Patria.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengutip laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur, menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Lumajang, mengalami periode panjang tanpa hujan.

“Prakiraan curah hujan untuk Dasarian I bulan Agustus (1-10 Agustus 2024) diprediksi akan rendah, dan kondisi ini diperkirakan akan berlanjut dengan curah hujan rendah hingga menengah selama bulan Agustus, September, dan Oktober 2024 nanti,” lanjut Yudhi.

“Langkah ini penting untuk meringankan dampak kekeringan dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi selama periode yang sulit ini. Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membantu masyarakat terdampak,” pungkasnya.

Editor : Diva Zahra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut