JEMBER, iNewsLumajang.id – Banjir yang dipicu luapan sejumlah sungai di Kabupaten Jember pada Senin sore lalu berdampak pada tercemarnya sumber air warga. Sedikitnya sembilan kecamatan dan 19 desa/kelurahan terdampak, dengan banyak sumur warga tidak dapat digunakan karena bercampur lumpur.
Untuk memulihkan akses air bersih, Relawan Tim WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) PMI Kabupaten Jember melakukan normalisasi 11 sumur milik warga pada Rabu (17/12/2025). Kegiatan difokuskan di Kecamatan Pakusari dan Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, dengan dukungan mesin pompa air berkapasitas besar.
Kepala Markas PMI Jember, Imam Muslim, yang memimpin langsung kegiatan tersebut, mengatakan pihaknya mengerahkan 10 personel.
“Empat personel kami tempatkan di Kecamatan Pakusari dan enam personel di Kelurahan Kepatihan, Kaliwates. Ini bagian dari upaya membantu warga yang terdampak banjir di Jember,” ujarnya.
Dalam proses normalisasi, Tim WASH PMI melakukan pengurasan air tercemar, pembersihan dinding sumur, serta pemberian kaporit untuk sterilisasi bakteri. Langkah ini dilakukan agar air kembali aman dan layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Ketua PMI Kabupaten Jember, Zainollah, menegaskan pembersihan sumur menjadi prioritas pascabanjir untuk mencegah munculnya penyakit berbasis air, seperti diare dan gangguan kulit.
“Kami berupaya secepat mungkin mengembalikan fungsi sumur warga. Air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda, terutama setelah permukiman terdampak genangan,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan resmi BPBD Jember, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin melanda wilayah Jember sejak Senin pukul 11.00 WIB. Kondisi tersebut menyebabkan luapan air di sejumlah sungai, antara lain Sungai Kalijompo, Rembangan, Mayang, Gila, Bedadung, dan Dinoyo, yang menggenangi permukiman warga. Hujan juga memicu kejadian longsor dan pohon tumbang di beberapa titik.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait
