LUMAJANG, iNewsLumajang.id - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus berupaya menanggulangi laju inflasi dengan menjaga stabilitas harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
Hairil Diani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, mengungkapkan hal ini saat dihubungi melalui telepon selulernya pada Rabu (13/12/2023).
Hairil menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama adalah kenaikan harga cabai rawit, yang signifikan mempengaruhi tingkat inflasi di Lumajang. Ia menyoroti turunnya produktivitas hasil pertanian, terutama akibat El Nino atau musim kemarau berkepanjangan.
"Saat ini produktivitasnya menurun. Biasanya kita bisa mencapai 50 kwintal per hektar, tetapi sekarang petani hanya memperoleh 14,5 hingga 15 kwintal per hektar. Hal ini mengakibatkan stok di pasaran berkurang, dan harga cabai rawit melambung tinggi," ujarnya.
DKPP Lumajang sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penanaman kembali, sehingga pasokan cabai rawit dapat tercukupi.
"Mudah-mudahan pada awal musim hujan nanti, kita sudah bisa penanaman baru untuk perluasan tanaman cabai, sehingga produksi kita di pasaran bisa tercukupi." Kata Hairil.
Dilansir dari laman resmi siskaperbapo.jatimprov.go.id, per 11 Desember 2023, harga cabai rawit merah di Lumajang rata-rata mencapai kisaran Rp81.666 per kg. Upaya pemerintah setempat diharapkan dapat memitigasi dampak inflasi dengan menjaga stabilitas harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait