Ratusan Tahun Hilang, Keris Kiai Naga Siluman Milik Pangeran Diponegoro Kembali ke Indonesia

JAKARTA, iNewsLumajang.id - Keris Kiai Naga Siluman, milik Pangeran Diponegoro yang sempat hilang selama ratusan tahun, akhirnya ditemukan di Belanda dan telah resmi diserahkan ke Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Proses penyerahan keris bersejarah ini dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, dan diterima langsung oleh Kepala Museum Nasional Indonesia, Siswanto.
Sejarawan Belanda, Caroline Drieenhuizen, mengungkapkan bahwa Belanda selalu ragu-ragu untuk memulangkan artefak-artefak bersejarah Indonesia.
Keris Pangeran Diponegoro tersebut dikabarkan hilang dan Caroline menyatakan bahwa museum-museum di Belanda tidak mencari dengan benar.
"Kalaupun dikembalikan, mereka melakukannya seperti keinginan baik mereka, bukan karena Indonesia punya hak untuk mendapatkan barang itu kembali. Mereka tidak merasa itu," kata Caroline.
Namun, akhirnya, Belanda mencarinya karena Indonesia terus meminta pemulangan benda bersejarah tersebut.
Banyaknya artefak-artefak dan daftar inventaris yang tidak lengkap membuat pencarian barang-barang tertentu yang diminta Indonesia semakin sulit, selain masalah politik, juga karena masalah penyimpanan yang tidak rapih.
Keris Kiai Naga Siluman awalnya diberikan oleh Pangeran Diponegoro kepada utusan Jenderal Hendrik Merkus de Kock, Kolonel Jan-Baptist Cleerens, setelah dirinya ditangkap pada 28 Maret 1830.
Selanjutnya, Cleerens memberikan keris tersebut kepada Raja Willem I pada tahun 1831, dan keris ini kemudian disimpan di Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) atau koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.
"Ini momentum bersejarah dengan kembalinya keris Pangeran Diponegoro sejak keluar dari tanah air kita 150 tahun lalu," kata I Gusti Agung Wesaka Puja dikutip dari laman BBC Indonesia.
Setelah KKZ dibubarkan, koleksinya tersebar ke beberapa museum, termasuk Museum Volkenkunde di Leiden, di mana keris Kiai Naga Siluman disimpan dan hilang dari perhatian selama beberapa dekade.
Pencarian kembali keris Kiai Naga Siluman dimulai pada 1984 oleh Peter Pott, kurator Museum Volkenkunde yang kemudian menjadi direktur museum.
Namun, penelitian Pott terhenti, tetapi kemudian dilanjutkan oleh Prof. Susan Legene dari Vrije Universiteit Amsterdam, Johanna Leigjfeldt (2017), dan Tom Quist (2019).
Kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting.
Pertama, korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies pada tanggal 11-15 Januari 1831 yang menyebutkan Kolonel J.B. Clerens menawarkan keris dari Diponegoro kepada Raja Belanda Willem I.
Dokumen kedua adalah kesaksian dari Sentot Prawirodirjo, mantan perwira perang Diponegoro, yang menyatakan bahwa ia melihat Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kiai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens.
Sementara itu, dokumen ketiga berupa catatan dari pelukis Raden Saleh yang pernah tinggal di Belanda dan melukis penangkapan Pangeran Diponegoro, yang menjelaskan makna dan ciri-ciri fisik Keris Kiai Naga Siluman yang telah dilihatnya di Belanda.
Akhirnya, setelah proses verifikasi dan kepastian sejarah, Keris Kiai Naga Siluman berhasil dipulangkan ke Indonesia dan kini menjadi bagian dari koleksi bersejarah di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Pemulangan keris ini menjadi bukti penting akan kerja sama antara kedua negara dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya yang berharga.
Editor : Diva Zahra