LUMAJANG, iNewsLumajang.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan hewan kurban terus meningkat. Berbagai cara pun dilakukan para pedagang untuk menarik minat pembeli, termasuk inovasi dalam metode pemasaran. Seperti yang dilakukan Asrul Huda, seorang pemuda asal Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Berbeda dari pedagang hewan kurban pada umumnya yang menjajakan dagangannya di lapak pinggir jalan, Asrul memilih memanfaatkan media sosial sebagai sarana jualan.
Dengan bantuan sejumlah pekerjanya, ia rutin melakukan siaran langsung (live streaming) untuk menawarkan kambing kurban kepada para pengikut akun media sosialnya.
Strategi pemasaran digital ini terbukti efektif. Dalam waktu singkat, siaran langsung yang ia lakukan langsung diserbu pertanyaan dari calon pembeli, mulai dari harga hingga bobot kambing yang ditawarkan.
Menurut Asrul, berdagang melalui media sosial tidak hanya memperluas jangkauan pasar hingga ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Jakarta, tetapi juga mengurangi biaya operasional karena tidak perlu menyewa lapak.
“Awalnya karena malu jual kambing di pasar hewan, kemudian saya coba jualan lewat media sosial seperti Facebook ternyata banyak yang terjual, kalau sekarang setiap hari live di tiktok dan konten di YouTube,” ungkap Asrul.
Dengan metode ini, omzet selama musim kurban bisa mencapai Rp300 juta,Ia menjual kambing kurban jenis etawa mulai dari harga Rp4 juta hingga Rp30 juta untuk kambing dengan bobot mencapai 140 kilogram.
“Sekarang Alhamdulillah sudah banyak yang langganan beli kambing kurban ke saya, bahkan paling sering kirim ke Jakarta,” imbuh Asrul.
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana berdagang kini menjadi pilihan banyak pelaku usaha, terutama di tengah perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang kian dinamis. Selain memudahkan penjual dan pembeli, cara ini juga membuka peluang keuntungan yang lebih besar.
Editor : Diva Zahra
Artikel Terkait